PERTEMUAN KOORDINASI PEMBINAAN WILAYAH (BINWIL)
PAPUA TAHUN 2024
Penulis : Sitti Nurliah, S.Si, Apt
A. LATAR BELAKANG
Penyakit menular masih menjadi hambatan dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat. Penyakit menular yang sering terjadi mulai dari penyakit yang ditularkan oleh vektor nyamuk seperti Malaria, Dengue, atau Filariasis sampai dengan penyakit menular langsung seperti Tuberkulosis, HIV, Hepatitis, Diare, NTD dan ISPA. Papua masih penyumbang terbesar beberapa penyakit di Indonesia seperti Malaria. Provinsi Papua menyumbang lebih dari 80% kasus malaria di Indonesia. Penurunan dan pencegahan penyakit menular akan memberikan dampak peningkatanm kualitas hidup masyarakat. Papua juga merupakan provinsi dengan beban kasus HIV-PMS serta Tuberkulosis yang tinggi dengan problem utama adalah tingginya angka loss to follow up terutama karena masalah kondisi geografis dan akses layanan yang relatif terbatas. Terkait HIV, Provinsi Papua merupakan wilayah dengan epidemi HIV meluas dengan angka prevalensi HIV pada populasi umum sebesar 2,3% (STBP Tanah Papua, 2013) dengan kecenderungan prevalensi HIV lebih tinggi (2,9%) terjadi di wilayah pegunungan dan populasi suku Papua, sementara di daratan rendah dan perkotaan, prevalensi berada dibawah 2,3%
Kegiatan Pembinaan Wilayah (Binwil) di Kementerian Kesehatan bertujuan untuk mencapai sinergitas dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam mendukung implementasi Transformasi Sistem Kesehatan (6 Pilar), yaitu transformasi layanan primer, layanan rujukan, ketahanan sektor kefarmasian dan alat Kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan dan teknologi kesehatan. Hasil pelaksanaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2023 menjadi acuan pelaksanaan pertemuan seluruh provinsi binaan termasuk Unit Pelaksanan Teknis (UPT) dan Perguruan Tinggi dengan mengangkat topik Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK). Provinsi Papua merupakan Wilayah Binaan (Binwil) Direktorat P2PM sehingga Direktorat P2PM bertugas melakukan koordinasi dalam mengidentifikasi permasalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Dinkes Provinsi Papua terutama terkait penyakit menular dalam rangka mencapai tujuan dalam pilar transformasi kesehatan. Hasil identifikasi masalah dijadikan dasar penetapan kegiatan dalam rangka pemecahan masalah tersebut dan pencapaian indikator Kesehatan yang sudah ditetapkan.
B. TUJUAN
Tujuan kegiatan koordinasi Pembinaan Wilayah (Binwil) di Provinsi Papua adalah :
C. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Koordinasi Pembinaan Wilayah (Binwil) Papua dilaksanakan secara tatap muka (luring) dengan melalui pertemuan Fullboard. Kegiatan melibatkan pemangku kebijakan (Stakeholder) terkait. Pelibatan ini dalam bentuk paparan dari narasumber dan diskusi dengan pesera serta penyusunan rencana tindak lanjut.
D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 10 – 12 Desember 2024 di Hotel Aston – Jayapura.
E. HASIL
1. 3 (Tiga) Program Utama Penguatan Upaya Preventif di Layanan Primer
a. Imunisasi Rutin
Dari 11 menjadi 14 jenis vaksin yaitu BCG, DPT-HB-Hib, Hep B, MR, Polio (OPV-IPV), DT/td, JE, HPV, PCV, Rotavirus. Kanker Serviks merupakan kanker yang bisa dicegah dengan imunisasi Human Papillomavirus (HPV). Pneumonia dan diare merupakan 2 dari 5 penyebab tertinggi kematian balita di Indonesia yang dapat dicegah dengan imunisasi (PCV dan Rotavirus).
b. 14 Screening Penyakit Prioritas
Screening penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia:
c. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
Pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu dengan alat antropometri terstandar. Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali menjadi 6 kali, termasuk 2 kali USG dengan dokter pada trimester 1 dan 3. Screening kanker Payudara dengan USG dan Screening Penyakit Jantung Bawaan di Puskesmas dengan Pulse Oxymetry Neonatus.
2. HIV dan IMS: Tantangan dan Upaya Perbaikan
Kegiatan | Tantangan | Upaya Perbaikan |
Penjangkauan, Pencegahan, dan Tracing |
|
|
Skrining |
|
|
Pengobatan |
|
|
Mempertahankan Pengobatan |
|
|
Pencatatan dan Pelaporan | Keterbatasan akses internet/sinyal untuk pencatatan di SIHA 2.1 online | Pelatihan instrument (excel bantu) SIHA 2.1 offline dapat digunakan bagi wilayah layanan yang terkendala akses internet |
3. Tuberkulosis: Arahan untuk Provinsi Papua
a. Percepatan upaya penemuan kasus TBC melalui Investigasi Kontak (IK)pada kasus bakteriologis maupun klinis, dan skrining pada kelompok risiko tinggi, seperti ODHIV, DM, Lapas/Rutan;
b. Integrasi pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) dengan kegiatan Investigasi Kontak (IK) untuk meningkatkan penemuan kasus TBC;
c. Libatkan anggota keluarga, tokoh masyarakat, aparat desa, organisasi masyarakat, dan petugas kesehatan dalam pelaksanaan Investigasi Kontak;
d. Pastikan semua pasien TBC yang ditemukan diobati dan dilakukan pendampingan sehingga semua pasien TBC sembuh dengan melibatkan komunitas yang ada di provinsi Papua;
e. Optimalisasi kegiatan PPM termasuk pelibatan RS swasta, klinik dan DPM;
f. Optimalisasi penggunaan SITB secara real time di fasyankes agar tidak delay pelaporan Delay;
g. Pantau capaian indikator yang secara rutin khususnya yang belum mencapai target serta mencari solusi peningkatan capaian indicator.
4. Malaria: Tantangan dan Upaya Perbaikan
Kegiatan Tantangan Upaya Perbaikan Surveilans kasus dan vektor Tatalaksana dan Pengobatan Kesulitan dalam memantau kepatuhan minum obat secara rutin, sehingga berisiko menjadi kasus relaps yang berkelanjutan Melakukan kegiatan KIE terhadap anggota keluarga pasien agar menjadi pengawas minum obat Komitmen dan Jejaring Partner
F. KESIMPULAN
Beberapa isu yang perlu ditindaklanjuti