Gambaran Hasil Survei Vektor di Bandar Udara Sentani Bulan Februari Tahun 2025

Oleh Administrator
Jumat, 21 Maret 2025 05:31
Dibaca 667 kali

GAMBARAN HASIL SURVEI VEKTOR

DI BANDAR UDARA SENTANI BULAN FEBRUARI TAHUN 2025

Adhytio Pattiasina, SKM

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Jayapura

Wilayah Kerja Bandar Udara Sentani


PENDAHULUAN

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Jayapura merupakan salah satu unit pelaksana teknis bidang kekarantinaan mempunyai tugas melaksanakan upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat di wilayah kerja pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat negara. Upaya Kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dilakukan melalui pengendalian kesehatan lingkungan, termasuk pencegahan pencemaran lingkungan dan pengendalian vektor. Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Jayapura bertanggungjawab terhadap pengamatan dan pengendalian vektor dan BPP (Binatang Pembawa Penyakit) di wilayah kerja Bandar Udara Sentani yang merupakan Bandara terbesar di pulau Papua dan juga pemberi andil terhadap mobilitas alat angkut, orang dan barang di wilayah Papua hingga ke pedalaman. Pengamatan dan pengendalian vektor dan BPP dalam upaya menekan kepadatan vektor yang meliputi vektor penyakit Pes, vektor penyakit DBD, vektor penyakit Malaria serta vektor penyakit Diare.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya cegah dan tangkal penyakit khususnya penyakit tular vektor yaitu pemasangan perangkap dan identifikasi tikus serta pinjal, survei jentik Aedes spp, survei habitat potensial jentik Anopheles spp, survei nyamuk Anopheles spp pada malam hari, pengukuran kepadatan Lalat dan Kecoa.


TUJUAN

Untuk mengetahui gambaran status keberadaan dan kepadatan vektor penyakit Pes, vektor penyakit DBD, vektor penyakit Malaria dan vektor penyakit Diare di Bandar Udara Sentani.


METODE

Status keberadaan dan kepadatan vektor penyakit diketahui dengan melaksanakan pemasangan perangkap dan identifikasi tikus serta pinjal, survei jentik Aedes spp, survei habitat potensial jentik Anopheles spp, survei nyamuk Anopheles spp pada malam hari, pengukuran kepadatan lalat dan kecoa. Seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2025 di wilayah kerja Bandar Udara Sentani dengan metode pengamatan langsung yang kemudian dicatat pada formulir pengamatan sebagai instrumen pengumpulan data.


HASIL KEGIATAN

Kegiatan pemasangan perangkap dan identifikasi tikus serta pinjal dilaksanakan di area Perimeter pada tanggal 18 Februari 2025 sampai dengan 21 Februari 2025. Survei habitat potensial jentik Anopheles spp dilaksanakan di area Buffer pada tanggal 14 Februari 2025. Survei jentik Aedes spp dilaksanakan di area Perimeter dan Buffer pada tanggal 13 Februari 2025. Pengukuran kepadatan lalat dan kecoa dilaksanakan di area Perimeter pada tanggal 07 Februari 2025. Survei nyamuk Anopheles spp pada malam hari dilaksanakan di area Perimeter dan Buffer pada tanggal 06 Februari 2025. Adapun hasil pengamatannya, sebagai berikut:

Kegiatan/Vektor
Satuan StandarKepadatan
Survei Penyakit Pes(Pinjal Tikus)Index Pinjal2
Survei Penyakit DBD(Jentik Aedes spp)House Index Perimeter0
House Index Buffer0
Survei Penyakit Malaria(Jentik Anopheles spp)Index Habitat0
(Nyamuk Anopheles spp)Man Biting Rate0
Survei Penyakit Diare(Lalat)Index Kepadatan Lalat0,12
(Kecoa)Index Kepadatan Kecoa14,29

Sumber: Data Primer, 2025


PEMBAHASAN

Pelaksanaan survei vektor penyakit Pes melalui pemasangan perangkap sebanyak 72 perangkap dengan hasil tikus tertangkap sebanyak 1 tikus jantan dan 2 tikus betina yang berjenis Rattus tanezumi dan dilakukan penyisiran guna mengetahui keberadaan ektoparasit dengan hasil ditemukan 6 pinjal Xenopsylla cheopis. Survei vektor penyakit DBD atau pengamatan jentik Aedes spp, mencakup area Perimeter dengan jumlah 15 bangunan dan 41 contaniner dengan hasil tidak ditemukan bangunan dan contaniner positif jentik. Sedangkan untuk area Buffer dengan jumlah 52 bangunan dan 70 container dengan hasil tidak ditemukan pula bangunan dan container positif jentik. Survei vektor penyakit Malaria dilakukan melalui pengamatan habitat potensial jentik Anopheles spp dengan jumlah habitat yang diamati sebanyak 4 habitat di area Buffer dengan hasil tidak ditemukan habitat positif jentik. Survei vektor penyakit Malaria juga mencakup pengamatan nyamuk Anopheles spp pada malam hari dengan pelaksanaan di area Perimeter sebanyak 3 kolektor dengan hasil tidak ditemukan nyamuk Anopheles spp. Untuk di area Buffer sebanyak 3 kolektor dengan hasil juga tidak ditemukan nyamuk Anopheles spp. Adapun survei vektor penyakit Diare dilaksanakan melalui pengamatan kepadatan lalat dan kecoa. Hasil pengamatan kepadatan lalat di 10 lokasi dengan seluruh lokasi masuk kategori kepadatan rendah. Sedangkan untuk pengamatan kepadatan kecoa dilaksankan di 5 lokasi dengan hasil 3 lokasi kategori kepadatan rendah dan 2 lokasi kategori kepadatan tinggi.


KESIMPULAN DAN SARAN

Pengamatan vektor penyakit telah dilaksanakan mencakup penyakit Pes, DBD, Malaria dan Diare. Adapun dapat disimpulkan, sebagai berikut:

a. Survei vektor penyakit Pes dengan hasil tidak memenuhi syarat Index Pinjal = 2 (>1).

b. Survei vektor penyakit DBD dengan hasil:

- Area Perimeter memenuhi syarat HI Perimeter = 0.

- Area Buffer memenuhi syarat HI Buffer = 0 (<2).

c. Survei vektor penyakit Malaria dengan hasil:

- Memenuhi syarat Index Habitat = 0 (<1).

- Memenuhi syarat nilai Man Bite Rate = 0 (<0,025).

d. Survei vektor penyakit Diare dengan hasil:

- Memenuhi syarat Index Kepadatan Lalat = 0,12 (<2).

- Tidak memenuhi syarat Index Kepadatan Kecoa = 14,29 (>2).

Hasil pengamatan yang tidak memenuhi syarat disarankan untuk dilaksanakan tindak lanjut berupa KIE maupun pengendalian. Seperti survei vektor penyakit Diare dengan nilai Index Kepadatan Kecoa tidak memenuhi syarat maka disarankan juga untuk pengendalian secara fisik dengan meningkatkan jumlah pemasangan perangkap kecoa pada lokasi dengan kepadatan kecoa tinggi serta bila kepadatan masih belum dapat dikendalikan maka perlu pengendalian secara kimia (Spraying). Terdapat pula hasil survei vektor penyakit Pes dengan hasil index Pinjal = 2. Melihat kondisi ini, dapat disarankan untuk peningkatan jumlah perangkap guna memaksimalkan dalam mengontrol populasi tikus di wilayah Bandar Udara Sentani.


REFERENSI

Republik Indonesia. 2023. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Jakarta.

Kementerian Kesehatan. 2023. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. Jakarta.

Kementerian Kesehatan. 2023. Peraturan Menteri Kesehatan No. 10 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kekarantinaan Kesehatan. Jakarta.