Surveilans Sentinel Kepadatan Tikus dan Deteksi Bakteri Leptospirosis di PLBN Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Provinsi Papua

Oleh Administrator
Rabu, 11 September 2024 01:00
Dibaca 217 kali

Penulis: Manita Tana, SKM. M.Kes.

(Entomolog Kesehatan Ahli Muda)

A. Pendahuluan

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang masih menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat dan dapat menyebabkan kejadian luar biasa di Indonesia, penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira yang ditularkan melalui kontak dengan air, bahan makanan, lumpur ataupun tanaman yang telah dicemari oleh urine hewan yang terinfeksi Leptospira atau manusia kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi Leptospira. Di Indonesia reservoir utama leptospirosis adalah tikus, beberapa spesies tikus yang dilaporkan sebagai pembawa leptospirosis adalah Rattus norvegicus, R. diardii, R bartelsi, R. argentiventer, dan R. tanezumi.

Di daerah tropis, wabah leptospirosis sering terjadi setelah banjir, badai atau bencana lainnya. Angka insidensi leptospirosis di negara beriklim tropis lebih tinggi daripada di negara beriklim subtropis dan daerah beriklim dingin. Berdasarkan Permenkes 1501 Tahun 2012 tentang Jenis Penyakit Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya, penyakit leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan wabah, sehingga diperlukan upaya untuk melakukan pencegahan dan pengendalian.

Surveilans sentinel kepadatan tikus dan deteksi leptospirosis pada tikus merupakan hal penting dalam pencegahan dan pengendalian leptospirosis. Surveilans ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan populasi tikus, deteksi bakteri leptospira pada tikus, melakukan analisis data dan penyusunan rekomendasi dalam rangka pengendalian tikus dan pencegahan penyakit leptospirosis.

Dalam rangka mengendalikan hal tersebut, Kementerian Kesehatan mengadakan surveilans sentinel tikus pada tahun 2024 yang dilaksanakan pada 8 Provinsi terpilih yang salah satunya dilakukan di Kota Jayapura, Provinsi Papua. Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan Salatiga, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Jakarta, Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Jayapura, dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua serta Dinas Kesehatan Kota Jayapura untuk mengadakan kegiatan surveilans sentinel tikus di wilayah PLBN Skouw Kecamatan Muara Tami, Kota Jayapura yang merupakan salah satu wilayah kerja dari BKK Kelas I Jayapura yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini.

B. Metode Kegiatan

Metode pelaksanaan kegiatan kurveilans kentinel tikus dan deteksi leptospirosis dilaksanakan dengan cara pemasangan perangkap tikus selama 3 hari berturut-turut diluar dan di dalam bangunan. Kemudian tikus yang tertangkap diidentifikasi dan dilakukan pengambilan darah serta pembedahan untuk mengambil organ ginjal, hati, limpa, dan paru-paru dan dilakukan ekstrasi guna pemeriksaan bakteri leptospira dengan PCR Portable.

C. Hasil dan Pembahasan

Kegiatan surveilans sentinel tikus dilakukan pada wilayah pos lintas batas darat negara (PLBN) Skouw di Kota Jayapura, Papua diawali dengan pemasangan perangkap tikus. Total jumlah pemasangan perangkap tikus dilakukan selama 3 hari, sebanyak 200 buah perangkap. Pemasangan perangkap tikus diletakkan di dalam dan di luar gedung/bangunan pada area sekitar pos perbatasan dan perumahan penduduk sekitar perbatasan Skouw. Berdasarkan hasil tangkapan selama 3 hari didapatkan 16 ekor tikus. Spesies tikus yang tertangkap di sekitar PLBN Skouw, Kecamatan Muara Tami, Kota Jayapura, Papua antara lain Rattus exulans dan Rattus tanezumi.

Berikut merupakan hasil Success Trap (Angka Kepadatan Tikus), Indeks Pinjal Umum (IPU), identifikasi tikus, dan presentase tikus terinfeksi bakteri Leptospira:

Sentinel

Dari hasil perhitungan di atas angka success trap di wilayah PLBN Skouw, yaitu 8%. Angka success trap tersebut melebihi nilai baku mutu yang diatur dalam Permenkes Nomor 2 Tahun 2023, yaitu wilayah berisiko penularan leptospirosis apabila angka success trap ≥1%, artinya wilayah pos lintas batas negara (PLBN) Skouw yang disurvei adalah wilayah beresiko penularan leptospirosis. Hasil perhitungan Indeks Pinjal Umum (IPU) adalah 0%. Baku mutu indeks pinjal umum <2 (IPU rendah), sehingga menginterpretasikan bahwa lingkungan mempunyai faktor risiko rendah terhadap penyakit yang ditularkan oleh pinjal.

Identifikasi Tikus

Hasil identifikasi tikus yang tertangkap di PLBN Skouw, Kota Jayapura, Papua sebagai berikut:

Tabel 1.

Hasil identifikasi tikus tertangkap di PLBN Skouw, Kec. Muara Tami, Kota Jayapura, Papua

Keragaman jenis tikus yang tertangkap sebagai berikut:

Tabel 2.

Keragaman spesies tikus tertangkap di PLBN Skouw, Kota Jayapura

Spesies Jumlah (ekor) Persentasi (%)

Rattus exulans 1 6,25%

Rattus tanezumi 15 93,75%

Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa dari 16 ekor tikus, 93,75% tikus yang tertangkap di PLBN Skouw dengan spesies Rattus tanezumi dan 6,25% nya merupakan spesies Rattus exulans.

Presentase Tikus Terinfeksi Bakteri Leptospira

Hasil tangkapan tikus yang terinfeksi bakteri leptospira di PLBN Skouw, Kota Jayapura sebagai berikut:

Berdasarkan data di atas dari 16 sampel tikus yang di tangkap selama 3 hari di PLBN Skouw, Kota Jayapura didapatkan 1 sampel tikus positif bakteri leptospira. Di bawah ini merupakan tabel sebaran sampel tikus di PLBN Skouw, Kota Jayapura dengan hasil PCR (+).

Tabel 3.

Hasil Pemeriksaan Bakteri Leptospira

No. Sampel Spesies Tikus Bakteri Leptospira

Negatif (-) Positif (+)

1 R. exulans Negatif

2 R. tanezumi Negatif

3 R. tanezumi Negatif

4 R. tanezumi Negatif

5 R. tanezumi Negatif

6 R. tanezumi Negatif

7 R. tanezumi Negatif

8 R. tanezumi Negatif

9 R. tanezumi Negatif

10 R. tanezumi Negatif

11 R. tanezumi Negatif

12 R. tanezumi Negatif

13 R. tanezumi Negatif

14 R. tanezumi Negatif

15 R. tanezumi Negatif

16 R. tanezumi

  Positif

D. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan kegiatan surveilans sentinel tikus dan deteksi leptospirosis di Wilayah PLBN Skouw, Kecamatan Muara Tami, Kota Jayapura, Papua dapat disimpulkan sebagai berikut:

Hasil tikus tertangkap di PLBN Skouw, Kota Jayapura sebanyak 16 ekor dengan keragaman spesies yang ditemukan yaitu Rattus exulans dan Rattus tanezumi. Spesies tikus paling dominan ditemukan jenis tanezumi dengan hasil penangkapan 15 ekor tikus (93,75%).

Angka kepadatan tikus (success Trap) di PLBN Skouw, Kota Jayapura, Papua adalah 8% nilai ini tidak sesuai yang di persyaratkan dalam Permenkes nomor 2 Tahun 2023, bahwa kepadatan tikus tidak boleh melebihi 1% dari success trap atau keberhasilan pemerangkapan. Apabila kondisi lingkungan permukiman angka kepadatan tikus tinggi maka hal ini dapat berpotensi terjadinya penularan leptospirosis dan penyakit infeksi lainnya pada manusia. Oleh karena itu perlu diperkuat upaya surveilans tikus sebagai dasar pengendalian yang efektif, efisien, dan tepat sasaran.

Indeks Pinjal Umum (IPU) di PLBN Skouw adalah 0%.

Jumlah tikus terinfeksi bakteri Leptospira di PLBN Skouw adalah 1 ekor dari 16 tikus yang tertangkap, sehingga presentase tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira sebesar 6,25%.

Berdasarkan atas kesimpulan yang diperoleh, maka dapat diberikan saran/rekomendasi sebagai berikut:

Meningkatkan kegiatan penemuan dini kasus leptospirosis dengan menambahkan leptospirosis sebagai diagnosis banding selama adanya keterkaitan pasien dengan faktor risiko lingkungan yang terkontaminasi.

Menyediakan logistik pemeriksaan (RDT) leptospirosis dan media KIE.

Melakukan promosi kesehatan agar masyarakat waspada terhadap penularan leptospirosis dengan selalu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

E. Daftar Pustaka

Permenkes 1501 Tahun 2012 tentang Jenis Penyakit Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

Permenkes nomor 2 Tahun 2023 tentang peraturan pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan