Gambaran Pengawasan Survei Vektor Penyakit Diare di Wilayah Kerja Bandar Udara Wamena Bulan Januari Tahun 2025

Oleh Administrator
Selasa, 18 Februari 2025 04:49
Dibaca 94 kali

GAMBARAN PENGAWASAN SURVEI VEKTOR PENYAKIT DIARE

DI WILAYAH KERJA BANDAR UDARA WAMENA BULAN JANUARI TAHUN 2025

Sepviyanto Masiku, SKM

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Jayapura, Wilayah Kerja Bandar Udara Wamena


PENDAHULUAN

Bandar Udara Wamena, merupakan salah satu tempat perlintasan untuk keluar dan masuknya pelaku perjalanan, alat angkut, barang atau kargo. Hal ini tentu akan berimbas pada gaya hidup, perekonomian dan tingkat kesehatan masyarakat yang berada wilayah wamena kabupaten jayawijaya, perubahan tersebut juga berpengaruh pada pola penularan penyakit yang terjadi. Kondisi ini menjadikan bandar udara wamena sebagai gerbang untuk terjadinya penyebaran penyakit.

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Jayapura sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas mencegah masuk dan keluarnnya penyakit menular potensial wabah, kekarantiaan, pelayanan Kesehatan terbatas serta pengendalian dampak Kesehatan lingkungan di wilayah Bandar Udara khususnya Bandar Udara Wamena. Pemberantasan vector penular penyakit dapat dimulai dengan melakukan pengamatan vector survey penyakit diare melalui salah satu serangga penular penyakit (vektor) seperti lalat, baik yang terbawa oleh alat angkut maupun yang sudah ada di wilayah Bandar Udara Wamena. Dalam melaksanakan tugas tersebut, bidang entomologi menyelenggarakan tugas pemberantasan vektor penular penyakit/(vektor lalat). Dengan meningkatnya arus kedatangan dan keberangkatan penumpang dan perdagangan maka kemungkinan terjadinya penularan penyakit makin besar.

Lalat merupakan salah satu vektor dalam penyebaran penyakit dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sering dijumpai dalam keseharian kita. Lalat dapat berperan pada ekosistem dalam proses pembusukan, sebagai predator, parasit pada serangga, sebagai polinator, dapat berperan sebagai vektor penyakit saluran pencernaan seperti kolera, myasis, typhus, disentri dan diare. Penularan penyakit ini terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh dan kaki-kakinya yang kotor tadi yang merupakan tempat menempelnya mikroorganisme penyakit yang kemudian lalat tersebut hinggap pada makanan. Data surveilans dimulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data yang berkelanjutan dan sistematis dalam proses menggambarkan suatu peristiwa Kesehatan. Informasi ini digunakan untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi serta intervensi dalam program Kesehatan, oleh karena itu dilakukan pengawasan survei vektor penyakit diare pada wilayah bandar udara wamena yang difokuskan pada Tempat Pengolahan Pangan (TPP) dan Tempat pembuangan sampah sementara.


TUJUAN

Pemeriksaan vektor penyakit diare di Bandar Udara Wamena pada Januari 2025 bertujuan untuk mengetahui gambaran kepadatan lalat yang meliputi tingkat kepadatan lalat dan faktor risiko yang ditumbulkan di wilayah kerja Bandar Udara Wamena.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil survei sebagai berikut :

1. Waktu dan Lokasi Kegiatan

Pengawasan survei vektor penyakit diare dilaksakanan pada tanggal 17 Januari 2025. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada area Buffer dan Perimeter yang ada di Wilayah Kerja Bandar Udara Wamena

2. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah flygrill, counter, stopwach, dan Hygrometer.

Survei pengawasan vector diare dilaksanakan oleh tenaga entomolog kesehatan serta kader kesehatan yang membantu dalam pelaksanaan kegiatan survei, hasil pengawasan survei vektor penyakit diare yang dilakukan di wilayah Bandar Udara Wamena, dilakukan pada area tempat pengolahan pangan (TPP) dan tempat pembuangan sampah sementara. Berdasarkan hasil pengukuran kepadatan lalat di 15 lokasi pengamatan didapatkan rata-rata nilai kepadatan lalat 0,96 ekor. Menurut standar baku mutu yang dikeluarkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2 tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan yaitu Tingkat kepadatan <2, Bandara memiliki peran penting dalam terjadinya penularan penyakit yang dapat berperan menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat atau penumpang. Berdasarkan hasil pengamatan langsung pada lokasi survei masih ditemukan keberadaan vektor lalat, maka disarankan agar dapat ditindak lanjuti untuk melakukan melakukan pengangkutan/ membuang sampah ke tempat pembungan akhir.


KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil survei vektor menggambarkan lokasi pengawasan survei vektor penyakit diare pada 15 lokasi di wilayah kerja Bandar Udara Wamena dengan hasil pengukuran indeks kepadatan 0,96 ekor sesuai standar baku mutu sehingga tidak menjadi faktor risiko tetapi perlu menjadi bahan evaluasi untuk meminimalisir terjadinya penyebaran penyakit tular vektor yang diakibatkan oleh vektor lalat terhadap masyarakat. Pihak pemilik tempat pengolahan pangan, pengelola tempat pembungan sampat sementara agar selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan cara menjaga pengelolaan sampah agar selalu terangkut, sehingga tidak menjadi tempat perindukan dan perkembangbiakan vektor lalat.


REFERENSI

Kementerian Kesehatan RI (2023). Peraturan Menteri Kesehatan No. 10 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kekarantinaan Kesehatan.

Undang-undang No. 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2 tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan.